Rabu, 09 Februari 2011

My Mood Booster :)

Ibuku, seorang wanita paruh baya yang tahun ini akan menginjak umur setengah abad, seorang yang selalu aku elu - elukan.


Ibu, aku tahu ketika aku terbangun di tengah malam, engkau telah terjaga dari tidurmu dan sedang melakukan ibadah malam di saat yang lainnya sedang nyenyak terlelap tidur. Mendoakan semua anak - anak mu ini agar menjadi orang yang sukses dalam ke depannya.


Ibu, aku tahu walaupun engkau bekerja seharian, engkau masih menyempatkan untuk memasakkan makanan enak setiap harinya. Walaupun terkadang engkau bersedih dalam hati karena makanan yang tidak termakan oleh anak - anak perempuan mu yang mempunyai sejuta alasan karena takut gemuk atau yang lainnnya.



Ibu, aku bahagia ketika senyum terkembang di wajah tua mu ketika makanan mu aku habiskan. Ya, bahagia melihat engkau tersenyum melihatnya.


Ibu, aku masih ingat saat setiap pagi engkau teriak teriak membangunkan ku untuk berangkat sekolah saat SMA. Terkadang tetangga sebelah pun ikut berkomentar tentang teriakan ibu di pagi - pagi tetapi engkau tak peduli. Di dalam pikiranmu ku yakin, engkau tak ingin anak laki - laki mu satu - satunya ini jadi orang malu - maluin yang kerjanya terlambat saja tiap harinya.

Ibu, aku masih ingat selalu membawa bekal mu ke sekolah saat SMA. Ya, mungkin terdengar seperti masih kekanak - kanakan tetapi engkau tidak peduli. Engkau khawatir akan asupan gizi anakmu yang tiap hari pulang malam dengan alasan ikut bimbingan belajar. Walaupun sebenarnya anakmu ini sering membolos bimbingan tersebut. Maafkan aku ibu.

Ibu, aku masih ingat ketika seminggu sebelum unas engkau mengajari ku semua materi unas semampunya yang engkau bisa. Ya, engkau pun geleng - geleng kepala ketika tahu anak lelakinya ini memalukan tidak bisa menjawab semua soal - soal tersebut. Maafkan aku ibu.

Ibu, aku masih ingat saat engkau teriak - teriak untuk menyuruh ku belajar. Dua bulan tak henti - hentinya engkau berkicau menyuruhku belajar takut anaknya yang pas - pasan ini tidak bisa mendapatkan PTN karena kalah saingan dengan yang lainnya.

Ibu, aku masih ingat ketika engkau tersenyum bahagia melihat hasil ujian SNMPTN ku walaupun bukan mendapatkan pilihan pertama dan hanya mendapatkan pilihan kedua. Dalam hatiku aku sedih ibu, aku berandai andai "andai saja anakmu ini menuruti perintah mu untuk belajar pasti hasilnya mampu lebih baik dari SNMPTN tersebut." Maafkan anakmu ini ibu.

Ibu, aku masih ingat engkau tidak bisa tidur seharian ketika anakmu yang pas - pasan ini mampu masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Engkau geleng - geleng kepala tak percaya karena sungguh di luar perkiraan semua orang. Semua perlengkapan yang telah engkau masukkan ke dalam mobil guna daftar ulang di kampus yang berada di ujung Jawa Timur itu pun terbuang sia - sia.

Ibu, aku masih ingat saat engkau mengantar keberangkatan ku ke Jakarta. Engkau tersenyum dan berharap anaknya ini mampu sukses di tanah orang nantinya. Walaupun dalam hati aku tahu engkau sedih karena harus berpisah dengan ku saat itu ibu.

Ibu, aku masih ingat engkau menelepon ku setiap pagi untuk membangunkan ku solat. Terkadang aku menyumbat bunyinya dengan selimut ataupun mematikannya secara sepihak karena mengganggu lelapnya tidurku. Maafkan aku ibu.

Ibu, aku masih ingat engkau semakin rajin untuk mengingatkan ku belajar. Engkau takut anakmu yang pas - pasan ini, yang mengerjakan soal unas aja ngga bisa, tidak mampu mengikuti pembelajaran di STAN yang menurutmu berisi orang - orang pintar dari seluruh Indonesia.

Ibu, aku berharap engkau berdoa untuk anakmu yang akan menempuh ujian semester untuk pertama kalinya. Meskipun aku tahu, engkau pasti akan selalu mendoakan ku sebelum aku memintanya.

Ibu, aku berharap aku tidak akan mengecewakan mu lagi untuk saat ini dan juga untuk masa depan nanti. Aku ingin engkau tersenyum bahagia saat mengetahui indeks prestasi perdana ku hingga indeks prestasi terakhir saat lulus kelak. Aku ingin engkau berangkat ke Jakarta melihatku 2013 nanti dengan senyum yang lebih terkembang. Amin

Ibu, mungkin engkau tidak melihat tulisan dalam blog ku ini tetapi aku berharap engkau tahu bahwa anak lelakimu ini ingin membuat senyum terkembang dalam wajah tua mu saat melihatku. Aku ingin membuat mu tersenyum bangga mempunyai anak sepertiku. Dan aku berharap semoga semua itu menjadi kenyataan. Amin

Ibu, you are my mood booster :)

2 komentar: