Senin, 18 Juli 2011

Berbukalah Dengan Yang (Tidak) Manis

Sebentar lagi Ramadhan. Di bulan puasa itu, sering kita dengar kalimat ‘Berbuka puasalah dengan makanan atau minuman yang manis,’ katanya. Konon, itu dicontohkan Rasulullah saw. Benarkah demikian?
Dari Anas bin Malik ia berkata :  
“Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.” (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud)
Nabi Muhammad Saw berkata : “Apabila berbuka salah satu kamu, maka hendaklah berbuka dengan kurma.Andaikan kamu tidak memperolehnya, maka berbukalah dengan air, maka sesungguhnya air itu suci.”
Nah. Rasulullah berbuka dengan kurma. Kalau tidak mendapat kurma, beliau berbuka puasa dengan air.
Samakah kurma dengan ‘yang manis-manis’? Tidak. Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex carbohydrate).
Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah karbohidrat sederhana (simple carbohydrate).
Darimana asalnya sebuah kebiasaan berbuka dengan yang manis? Tidak jelas. Malah berkembang jadi waham umum di masyarakat, seakan-akan berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis adalah ’sunnah Nabi’.
Sebenarnya tidak demikian. Bahkan sebenarnya berbuka puasa dengan makanan manis-manis yang penuh dengan gula (karbohidrat sederhana) justru merusak kesehatan.
Dari dulu saya tergelitik tentang hal ini, bahwa berbuka puasa ‘disunnahkan’ minum atau makan yang manis-manis. Sependek ingatan saya, Rasulullah mencontohkan buka puasa dengan kurma atau air putih, bukan yang manis-manis.
Kurma, dalam kondisi asli, justru tidak terlalu manis.
Kurma segar merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah, sehingga tidak menggemukkan (data di sini dan di sini). Tapi kurma yang didatangkan ke Indonesia dalam kemasan-kemasan di bulan Ramadhan sudah berupa ‘manisan kurma’, bukan lagi kurma segar. Manisan kurma ini justru ditambah kandungan gula yang berlipat-lipat kadarnya agar awet dalam perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma impor yang masih asli dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi sangat mahal.
Kenapa berbuka puasa dengan yang manis justru merusak kesehatan?

Selasa, 05 Juli 2011

Fix, Pengumuman Pendaftaran USM STAN 2011

Akhirnya setelah ditunggu - tunggu oleh banyak khalayak sekalian, Pengumuman Pendaftaran USM STAN Tahun 2011 muncul. Ada yang sedikit berbeda dengan persyaratan dan tata cara dalam USM STAN 2011 ini, mulai dari pendaftaran yang dikirim, bertambahnya tes - tes yang harus dilalui dan yang paling sensasional adalah pendaftaran tahun ini hanya dikhususkan untuk penerimaan jenjang Diploma 1. 

Untuk lebih jelasnya silakan cek di  http://bit.ly/mnpTgi
Semoga bermanfaat :)

Sabtu, 02 Juli 2011

Kenun, Bocah Kelas Lima SD yang Menginspirasi

Pastinya semua kebingungan dengan judul di atas, apa maksud dari judul tersebut bukan? Itu merupakan salah satu judul Film Televisi yang ditayangkan salah satu televisi swasta tahun lalu dan diputar ulang Jum'at siang kemarin. Berbeda dari FTV - FTV sebelumnya yang hanya bercerita tentang drama percintaan, Kenun menceritakan perjuangan anak kecil yang ingin mengetahui kabar dari ibunya, menceritakan ketimpangan hidup di ibukota, menceritakan tentang kejamnya hidup ibukota.

Ceritanya bermula dari seorang anak kecil bernama Muhammad Ainun atau yang sering disapa Kenun oleh warga sekitar yang merupakan anak kelas 5 SD yang tinggal bersama kakek dan neneknya di sebuah dusun di Pacitan, Jawa Timur. Ayahnya telah meninggal dunia dan ibunya menjadi TKW ke Arab Saudi. Sudah dua bulan ibunya tidak mengirimkan kabar sama sekali seperti bulan - bulan sebelumnya. Kenun menjadi sangat cemas terlebih di media massa saat itu santer terdengar kabar TKW Indonesia yang menjadi korban penyiksaan majikannya sendiri.

Kenun tak tinggal diam, dia berusaha mencari ibunya kalau perlu hingga Arab Saudi. Otomatis tindakan Kenun ini ditolak oleh kakek neneknya, oleh guru dan teman - temannya, bahkan oleh perangkat desa setempat karena tidak mungkin bocah ingusan seperti itu dapat dilepas sendiri untuk mencari ibunya. Hanya guru agamanya sajalah yang merestui perjuangan Kenun.