Selasa, 18 Oktober 2011

"Dimanakah Kau Berada"




Dinda... di manakah kau berada. . . .


Rindu aku ingin jumpa. . . . 


Meski lewat nada. . . . 


#nowplaying Katon Bagaskara - Dinda Dimana


Tembang lawas dari Katon Bagaskara melantun di earphone mengiringi malam selasa yang sedikit gerah ini. Lagu lawas Katon ini mengingatkanku pada masa lalu, masa - masa ketika aku masih kecil, masa - masa di saat handphone dan laptop belum booming pada zaman tersebut terlebih lagi yang namanya internet, masih menjadi kebutuhan yang sangat mewah di kala itu. Hiburan saat itu hanya sebatas televisi layar cembung dengan TVRI sebagai stasiun televisi yang menjadi pedoman televisi - televisi swasta. Hiburan lainnya adalah media cetak. Koran dan majalah masih merajai kala itu, mulai dari koran murahan sampai yang diperuntukkan untuk kalangan elit pun tersedia. Tak hanya itu, majalah sendiri juga mempunyai klasifikasi pangsa sendiri - sendiri sesuai pembacanya masing - masing. Dari majalah Trubus dan majalah Times untuk pebisnis dan politikus, majalah Aneka Yess dan Kawanku yang mengincar remaja sebagai sasaran pembacanya hingga majalah anak - anak yang didominasi Majalah Mentari, XY Kids, hingga Majalah Bobo.

Selasa, 04 Oktober 2011

38 lebih baik daripada hanya 36


Sudah seminggu lebih kembali menjalani rutinitas membosankan seperti bulan - bulan sebelumnya, nunggu jarkom kuliah, mantengin laptop, dan juga tidur seharian. Sudah seminggu juga perkuliahan di kampus ini mulai menggeliat, tentunya dengan kelas baru, teman - teman baru, mata kuliah baru, dan juga dosen baru. Tetapi bukan itu semua yang bakalan dijabarkan di sini, bukan itu.

Tanggal 20 Oktober 2011 mungkin tanggal yang biasa saja bagi sebagian orang. Tapi bagi kami yang menggantungkan masa depan dari perkuliahan gratis ini merupakan hari yang bisa dibilang campur aduk. Ada yang berbangga dapat lanjut dengan IP yang memuaskan dan juga ada pula yang harus berhenti sampai di situ saja. Angkatan kami hilang 28 orang dalam sekejap saja setelah bersama - sama selama setahun dengan teman - teman sekelasnya masing - masing. Kelas kami pun juga menjadi salah satu korbannya. Dua dari tiga puluh delapan orang yang ada di kelas kami harus menghentikan perjuangannya untuk lulus walaupun mereka berkeinginan lain.