Selasa, 18 Oktober 2011

"Dimanakah Kau Berada"




Dinda... di manakah kau berada. . . .


Rindu aku ingin jumpa. . . . 


Meski lewat nada. . . . 


#nowplaying Katon Bagaskara - Dinda Dimana


Tembang lawas dari Katon Bagaskara melantun di earphone mengiringi malam selasa yang sedikit gerah ini. Lagu lawas Katon ini mengingatkanku pada masa lalu, masa - masa ketika aku masih kecil, masa - masa di saat handphone dan laptop belum booming pada zaman tersebut terlebih lagi yang namanya internet, masih menjadi kebutuhan yang sangat mewah di kala itu. Hiburan saat itu hanya sebatas televisi layar cembung dengan TVRI sebagai stasiun televisi yang menjadi pedoman televisi - televisi swasta. Hiburan lainnya adalah media cetak. Koran dan majalah masih merajai kala itu, mulai dari koran murahan sampai yang diperuntukkan untuk kalangan elit pun tersedia. Tak hanya itu, majalah sendiri juga mempunyai klasifikasi pangsa sendiri - sendiri sesuai pembacanya masing - masing. Dari majalah Trubus dan majalah Times untuk pebisnis dan politikus, majalah Aneka Yess dan Kawanku yang mengincar remaja sebagai sasaran pembacanya hingga majalah anak - anak yang didominasi Majalah Mentari, XY Kids, hingga Majalah Bobo.



Majalah Bobo adalah majalah yang dikhususkan untuk anak - anak dengan maskot seekor kelinci kecil bercelana biru dan berkaos merah dengan inisial "B" di bagian dadanya. Majalah Bobo merupakan majalah favorit mayoritas anak - anak di kala itu termasuk saya sendiri. Majalah Bobo yang terdiri dari 56 halaman tersebut mempunyai banyak rubrik di dalamnya, yang saya ingat kalau tidak salah ada rubrik pengetahuan Ensiklobobo, profil orang terkenal, cerpen - cerpen yang menarik hingga komik pendek yang saya tunggu - tunggu ceritanya setiap Bobo terbit seperti Ceritera Dari Negeri Dongeng, Bona Gajah Kecil Berbelalai Panjang yang selalu bermain dengan Rong Rong, Paman Kikuk, Husin dan Asta, serta Negeri Kelinci yang menceritakan kehidupan Bobo sehari - hari.

Dulu atau mungkin sampai sekarang, saya merupakan salah seorang fans fanatik Bobo. Saya masih ingat saat itu saya selalu menyisihkan uang jajan guna memburu majalah Bobo yang terbit tiap Kamis dan bisa dibilang "langka" di daerah rumah saya yang pinggiran kota Surabaya. Seringkali harus bersepeda berkeliling mengitari kios - kios majalah dan juga swalayan hanya untuk mendapatkan Bobo. Terkadang pula mengais - ngais isi dari kios penjual buku dan majalah bekas untuk mendapatkan Majalah Bobo bekas dengan harga yang lebih bersahabat bagi anak SD kala itu jika uang jajan yang dikumpulkan tak cukup untuk membeli Bobo baru. Bahkan saya juga menyisihkan uang jajan untuk membeli kartu pos beserta perangkonya untuk mengikuti kuis kecil - kecilan yang selalu diadakan oleh Bobo tiap minggunya walaupun tidak pernah memenangkan kuisnya sama sekali. Banyak sekali souvenir ataupun bonus yang saya dapat dari Majalah Bobo, mulai dari gantungan kunci, tempat pensil, buku harian dan bermacam - macam lagi. Entah di mana sekarang bonus - bonus dan majalah itu saya simpan.

Bobo yang dulu pernah berjaya di masa saya kecil sampai mampu mengadakan acara Operet Bobo tiap tahunnya, sekarang sepertinya sudah hilang ditelan zaman. Dulu iklan Bobo terbit yang biasanya muncul di stasiun - stasiun televisi nasional setiap Rabu sore sehari sebelum Bobo terbit pun juga tidak pernah saya jumpai saat ini. Bukan hanya Bobo yang hilang, hampir semua iklan majalah yang dulu selalu menghiasi layar kaca juga banyak yang raib dari peredaran. Kencangnya proses penyampaian informasi saat ini telah mengalahkan Bobo dan media cetak - media cetak lainnya dalam menyampaikan informasi dan berita.

Bobo, majalah anak - anak yang populer di kala itu membawa banyak kerinduan untuk membacanya kembali saat ini seperti yang telah dilantunkan Katon di malam itu "Dimanakah Kau Berada, Rindu Aku Ingin Jumpa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar